Ads 468x60px

.

Pages

Subscribe:

Labels

Senin, 13 Juni 2011

HUBUNGAN ORA ET LABORA

KERJA & DOA


1.     KERJA

Kerja merupakan kegiatan manusia yang dimaksudkan bagi kemajuan manusia, jasmani maupun rohani. Ada 2 hal yang perlu diingat berkaitan dengan kerja:

(1)   Kerja memerlukan pemikiran secara sadar yang diarahkan pada tujuan tertentu, dan oleh karenanya martabat luhur manusia semakin nyata. Manusia tidak boleh dipaksa untuk melakukan kerja tertentu, karena bertentangan dengan hak asasi manusia.
(2)   Setiap pekerjaan yang halal sama mulianya, meskipun dilihat dari segi tujuan dan hasil bisa berbeda. Namun, nilai insaninya serta martabatnya tidak berubah karenanya.

2.     MAKNA KERJA
Ada berbagai makna kerja, a.l.:
(1)   Makna Ekonomis :
Kerja dipandang sebagai pengerahan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan atau diinginkan oleh seseorang  atau masyarakat. Maka kerja dapat dibedakan: pekerjaan produktif, distributif, & jasa. Dalam konteks ini kerja ialah usaha memenuhi dan menyelenggarakan kebutuhan-kebutuhan hidup primer.

(2)   Makna Sosiologis:
Kerja, selain sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sekaligus juga mengarahkan kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Selain itu, melalui kerja manusia dimungkinkan untuk membangun relasi dengan sesamanya.

(3)   Makna Antropologis:
Kerja memungkinkan manusia untuk membina dan membentuk diri pribadinya. Dengan kerja, manusia menjadi lebih manusia dan lebih bisa menjadi teman bagi sesamanya dengan menggunakan akal budi, kehendak, tenaga, daya kreatif, serta rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan umum.

3.     TUJUAN KERJA

Tujuan kerja manusia juga dapat dirumuskan berbeda-beda, a.l.:

(1)   Mencari Nafkah
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, memperoleh kedudukan dan kejayaan ekonomi. Nilai kerja yang hendak dicapai bersifat jasmani.

(2)   Memajukan Teknik  & Kebudayaan
Bekerja untuk memajukan salah satu cabang teknologi atau kebudayaan, dari yang paling sederhana sampai ke yang paling canggih. Nilai kerja yang hendak dicapai bersifat rohani.

(3)   Menyempurnakan diri sendiri
Bekerja untuk menyempurnakan dirinya sendiri. Ia menemukan harga dirinya. Dkl. Untuk mengembangkan kepribadiannya. Nilai kerja yang hendak dicapai untuk memanusiakan dirinya, atau meningkatkan kualitas hidupnya.

(4)   Memuliakan Tuhan
Bekerja dihayati sebagai partisipasi nyata manusia dalam karya penciptaan Allah. Karya penciptaan Allah masih harus dilanjutkan oleh manusia, karena Allah menjadikan manusia sebagai partner kerjanya untuk menyempurnakan penciptaan.

Dalam hal ini hendaknya kita menjadi kritis terhadap etos kerja masyarakat. Perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
(1)   Dengan tujuan apa Anda kerja?
(2)   Kalau sudah memperoleh uang, untuk apa uang itu ?
(3)   Apakah kebutuhan hidup Anda ada batasnya ? Mengapa ?
(4)   Apa yang akan Anda lakukan, jika hasil kerja keras Anda masih belum juga dapat menutupi kebutuhan hidup ?
(5)   Sampai kapan Anda mampu bekerja keras ?
(6)   Apa yang Anda pikirkan, jika sudah tidak mampu bekerja keras lagi ?

Ada 2 pola pikir dalam memandang makna Belajar & Kerja
Pola pikir pada umumnya:
Ø  Sekolah untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja
Ø  Bekerja, untuk memperoleh dan mengumpulkan uang
Pola pikir baru:
Ø  Sekolah, untuk menemukan cara belajarnya sendiri, sehingga dengan senang hati mau belajar, bahkan akan menjadi pembelajar seumur hidup (long life education).
Ø  Bekerja, untuk belajar, sehingga terus menerus mampu meningkatkan taraf hidupnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Apa itu BELAJAR ?
Ø  Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara mental atau fisik yang diikuti dengan kesempatan untuk merefleksikan hal-hal yang harus dilakukan, sehingga dapat mencapai tujuan dengan memanfaatkan sebagai pengetahuan/pengalaman yang sudah dimiliki.
Ø  Belajar : merupakan suatu PROSES UNTUK MENEMUKAN SESUATU dari pada suatu PROSES UNTUK MENGUMPULKAN SESUATU.

4.     HUBUNGAN ANTARA KERJA & DOA
Doa & Kerja mempunyai hubungan yang sinergi :
(1)   Doa dapat menjadi daya dorong bagi kita untuk bekerja lebih tekun, lebih tabah, dan tawakal.
(2)   Doa dapat memurnikan pola pikir (etos), motivasi, dan orientasi kerja.
(3)   Doa seringkali merupakan saat-saat refleksi diri dan kerja yang sangat efektif.
(4)   Doa dapat menjadikan kerja manusia mempunyai aspek religius & adikodrati.

Sesungguhnya orang yang paling bahagia adalah orang yang menikmati pekerjaannya dengan segenap jiwa-raganya, dan dari situ ia dapat memberi kepuasan dan kebahagiaan bagi sesamanya.

Bekerja adalah suatu kodrat manusia yang tidak dapat ditolak atau dihindari. Kerja bukan sekedar kewajiban, tetapi juga hak bagi setiap manusia. Tentu saja manusia ingin memiliki pekerjaan yang “mulia” dan sesuai dengan bakat serta talenta yang ada padanya.
Kerja & belajar merupakan 2 hal yang tak dapat dipisahkan. Belajar yang paling efektif adalah dilakukan sambil melakukan tindakan (=bekerja) atau learning by doing. Melalui kerja kita akan banyak menjalani proses belajar. Belajar menekuni apa yang ia kerjakan, agar semakin kompeten/ahli. Oleh karena kita tidak mungkin hanya menekuni bidang tertentu saja, kita pun belajar hal lain. Dengan demikian, tak dapat ditolak lagi bahwa kita harus mempelajari bidang apa saja yang dapat dipelajari, entah suka atau tidak suka, selagi masih ada kesempatan untuk belajar. Belajar dalam pendidikan formal, non-formal, maupun non formal, sesungguhnya baru merupakan permulaan atau titik tolak belajar kita. Belajar yang sesungguhnya adalah sewaktu kita telah menyelesaikan pendidikan dan memasuki dunia kerja. Dari pekerjaan itu kita akan banyak belajar tentang banyak hal. Dan dengan belajar hidup manusia akan menjadi semakin bermutu dan berarti. Atau manusia menemukan dirinya sebagai “gambar dan rupa Allah”.

0 komentar:

Posting Komentar